Kamis, 24 November 2011

snake beat


INDRA PENDENGARAN

            Telinga merupakan indera untuk mendengar suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20000 getaran/detik (hertz)
1.               Susunan telinga
a.Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membrane timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gedang telinga tidak kering.

b.      Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dengan membran yang transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yangketiga tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.

Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membrane timpani) menyebrangi rongga telinga tengah ke jendela oval.






c.       Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.

Ada 5 bagian utama dari labirin membrane , yaitu sebagai berikut:
1.      Tiga saluran setengah lingkaran
2.      Ampula
3.      Utrikulus
4.      Sakulus
5.      Koklea atau rumah siput

2.      Cara kerja indera pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menngetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam sluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakan membrane Reissmer dan menngetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa didalam salurn tengah menggerakan membrane basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membrane pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler, yang akan menggerakan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrane tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membrane tektorial dan membrane basiler akan menekan sel sensori pada organ kortil dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengaran didalam otak melalui saraf pendengaran.

A.     OTITIS (peradangan telinga)
Otitis adalah peradangan pada telinga. Otitis dapat dikategorikan berdasarkan lokasi terjadinya peradangan. Apabila infeksi terjadi diliang telinga bagian luar maka diklasifikasikan sebagai otitis eksterna. Sedangkan apabila infeksi terjadi diliang telinga bagian tengah, maka diklasifikasikan sebagai otitis media, yang biasanya disebabkan oleh robekan gendang telinga yang disertai infeksi. Apabila infeksi terjadi pada bagian dalam, maka diklasifikasikan sebagai otitis interna.




Otitis Eksterna

1.      Definisi
Otitis eksterna adalah radang telinga akut maupun kronik yang disebabkan bakteri seringkali timbul bersama penyebab yang lain, seperti jamur, alergi, atau virus (Mansjoer, 2000).

Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bias menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna sering kali disebut sebagai telinga perenang (swimmer’s ear). Otitis eksterna adalah salah satu jenis dari infeksi telinga yang mengenai saluran telinga. Karena saluran telinga gelap dan hangat maka dapat dengan mudah terkena infeksi bakteri atau jamur. Berdasarkan tiga pendapat diatas dapat disimpulkan, otitis eksterna adalah radang telinga luar, akut  maupun kronik yang disertakan oleh bakteri bersama-sama dengan penyebab lain, seperti jamur, alergi, atau firus dan sering disebut sebagai telinga perenang (swimmer’s ear).

Otitis eksterna dapat berlangsung dari peradangan ringan sampai parah yang dikenal dengan otitis nekrotika eksterna. Hal ini disebabkan peluruhan sel kulit yang normal atau serumen sebagai barier protektif pada saluran telinga bagian luar pada kondisi kelembaban yang tinggi dan temperature yang panas.

2.      Etiologi
Penyebab umum dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri meskipun jamur adalah penyebab yang penting dari 10% kasus; dapat pula dihasilkan dari non ineksi dermatologi. Bacterial otitis eksterna; menyukai semua kulit, saluran telinga luar mempunyai flora normal. Ketika terjadi ggn, flora pathogen berkembang didomonasi oleh Pseudomonas aeruginosa Stapilococcus aureus. Jamur otitis eksterna; jamur dikenal kira-kira 10% dari kasus otitis eksterna. Pathogen yang tersebar dan umum adalah aspekrgillus dan candida.





3.      Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cottonbud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit  yang mati kearah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

Otitis eksterna dibedakan atas 2 yaitu:
a.      Otitis eksterna sirkum skripa, adalah radang telinga yang disebabkan oleh streptococcus aereus dan staphylococcus albus.
b.      Otitis eksterna difus, adalah terjadinya sekunder pada OMSK dan OMA.

Manifestasi klinis
1.      Rasa nyeri yang hebat.
2.      Pendengaran menurun.
3.      Liang telinga tanpak bengkak.
4.      Terdapat secret/atau nanah dan berbau.
5.      Demam.
Penatalaksanaan
1.      Terapi antibiotic dalam bentuk salep seperti neomisin, polimiksin B atau basitrasin.
2.      Pembersihan liang telinga dengan penghisap yang biasanya asam menjadi basa.
3.      Penilaian terdapat secret, edema dinding kanalis dan membrane timpani.
4.      Diaspirasi secara steril bila menjadi abses.
5.      Pemberian antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol 2%)>
6.      Pemilihan obat local.

B.      OTITIS MEDIA
1.      Definisi
Otitis media adalah peradangan telinga bagian tengah yang biasanya disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorokan (paringitis) dan sering pada anak-anak. Pada semua jenis otitis media juga dikeluhkan gangguan dengar (tuli) konduktif.



2.Etiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran nafas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ketelinga tengah lewat saluran eustachius. Saat bakteri melalui saluran eustachius, mereka dapat menyebebkan infeksi disaluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan disekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel ditelinga tengah terkumpul dibelakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran ditelinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanan nya.

3.      Patofisiologi
Mukosa yang melapisi tubaeustachius, telinga tengah dan selmastiod mengalami peradangan akut. Mukokus berkumpul didalam telinga tengah. Tekanan dalam telinga tengah makin meningkat, gendang telinga meradang, menonjol dan kemudian pecah pada bagian tengah yang disebabkan oleh nekrotis, kemudian mukokus keluar ketelinga luar.

4.      Pengobatan
Biasanya akan sembuh dengan pengobatan yang efektif dan telinga tengah kembali pada bentuk dan fungsi normal. Tetapi kadamg-kadang peradangan berlangsung dan diikuti dengan komplikasi. Otitis media kronis merupakan peradangan pada liang telinga tengah, terjadi berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama.

Otitis media akut ditandai oleh
1.      Infeksi oleh mikroorganisme.
2.      Terasa penuh dalam telinga, sakit, hilang pendengaran.
 Otitis media kronis ditandai oleh:
1.      Peradangan kronis pada telinga tengah, otitis media berlanjut.
2.      Tuli, kadang-kadang sakit, pusing.
3.      Tekanan negative ditelinga tengah.
4.      Tersumbat eustachius.
5.      Udara keruang tengah terhambat.


sumber:buku keperawatan medical bedal 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar